Sabtu, 24 Maret 2012

media pengajaran

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pada suatu kesempatan pernah dibahas mengenai hakikat, fungsi, peranan, jenis-jenis dan karakteristik media yang dapat di gunakan untuk memeperlancar proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan integral dalam keseluruhan proses pembelajaran . Proses pembelajaran pada era sekarang ini guru dituntut untuk menggunakan media yang tepat, sesuai dengan perkembangan intelektual anak. Berdasarkan perkembangan yang terjadi, jumlah dan jenis media pembelajaran yang ada dewasa saat ini sangatlah banyak dan bervariasi, baik yang dirancang khusus untuk keperluan pembelajaran ( media by desaign ), maupun yang tidak dirancang secara khusus, namun dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran ( media by utilization ). Media pembelajaran sederhana perlu diterapkan, karena jenis-jenis medianya mudah dibuat, bahan-bahannya mudah diperoleh, mudah digunakan, serta harganya relatif murah. Para peserta didik diarahkan bagaimana cara memilih, menggunakan dan merawat media pembelajaran sederhana untuk lebih mengoptimalkan proses pembelajaran agar kompetensi / tujuannya bisa tercapai. Pada kondisi sekolah.Contoh dari media sederhana yaitu media visual yang tidak diproyeksikan, terutama pada media grafis dan media tiga dimensi. Sebenarnya, pemberian status media pembelajaran sederhana ini sifatnya relatif, tergantung kondisi sekolah. Pada satu sekolah menganggap media tersebut media sederhana, dan sekolah yang lainnya menganggap media tersebut terlalau mahal dan rumit atau sebaliknya. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran ? 2. Bagaimana kriteria pemilihan media pembelajaran ? 3. Bagaimana prinsip-prinsip dalam menggunakan media pembelajaran ? BAB II PEMBAHASAN A. PRINSIP-PRINSIP PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN. Dalam tahap pemilihan media, merupakan bagian tak terpisahkan dari keseluruhan proses pengggunaan media pembelajaran. Apabila salah dalam memilih media pembelajaran maka akan berpengaruh terhadap keberhasilan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Memilih media harus selalu dikaitkan dengan kompetensi/tujuan pembelajaran yang akan dicapai, sifat-sifat bahan ajar yang akan disampaikan strategi pembelajaran yang akan digunakan dan sistem evaluasinya. Media pembelajaran sangat banyak ragamnya dan setiap media memiliki kelebihan dan kelemahannya, tidak ada media pembelajaran yang paling baik yang dapat digunakan untuk sebagai situasi dan kondisi. Pertimbangan-pertimbangan apa saja yang dapat dijadikan pegangan didalam pemilihan media pembelajaran tersebut sehingga kesalahan-kesalahan dalam pemilihan media ini dapat dihindari. Proses pemilihan media pembelajaran ini harus memperhatikan beberapa aspek sebagai berikut : 1.) Tujuan Pemilihan Media Pembelajaran. Memilih media pembelajaran yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Apakah digunakan untuk kegiatan pembelajaran atau untuk pemberian informasi yang sifatnya umum atau untuk sekedar hiburan saja ?. Jika digunakan untuk kegiatan pembelajaran, apakah untuk pembelajaran yang sifatnya individual atau kelompok ? Tujuan pemilihan ini sangat berkaitan dengan kemampuan dalam menguasai berbagai jenis media dalam pembelajaran beserta karakteristiknya. 2.) Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keandalannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaanya. Pemahaman terhadap karakteristik berbagai media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang perlu dimiliki dalam kaitannya dengan pemilihan media pembelajaran ini. Selain itu, kemampuan ini memberikan kemungkinan kepada kita untuk menggunakan berbagai jenis media pembelajaran secara bervariasi. Apabila kita kurang memahami karakteristik media pembelajaran tersebut, kita akan dihadapkan kepada kesulitan-kesulitan dan biasanya cenderung bersifat spekulatif. 3.) Alternatif Media Pembelajaran yang Dapat Dipilih. Memilih media pada dasarnya merupakan proses mengambil atau menentukan keputusan dari alternatif yang ada. Dengan menentukan pilihan media yang akan digunakan apabila terdapat berbagai media yang dapat diperbandingkan, namun jika media pembelajaran hanya ada satu jenis maka tidak akan bisa dipilih, dan harus menggunakan media pembelajaran tersebut. Agar media pembelajaran yang dipilih tepat, selain harus mempertimbangkan ketiga hal tersebut, perlu diperhatikan beberapa faktor sebagai berikut : a. Rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran atau satuan pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Media yang dipilihpun harus disesuaikan dengan rencana pembelajaran dan kurikulum tersebut. b. Sasaran belajar. Sasaran belajar dimaksudkan agar siswa bisa menerima informasi dari media pembelajaran, serta harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Misalnya dari segi bahasanya, simbol-simbol yang digunakan, cara menyajikannya dan juga waktu penggunaanya. c. Tingkat keterbacaan media ( reliability ). Maksudnya, apakah media pembelajaran tersebut sudah memenuhi syarat-syarat teknis, seperti kejelasan gambar, huruf dan pengaturan warna. Apabila hal ini tidak diperhatikan tentu saja akan mengganggu jalannya proses pembelajaran. d. Situasi dan kondisi. Maksudnya situasi dan kondisi tempat atau ruangan yang digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar, seperti ukurannya, perlengkapannya, ventilasinya, dan cahayanya. Bisa juga keadaan siswanya, seperti jumlah siswa, minat dan motivasi belajarnya. e. Obyektivitas. Maksudnya, harus menghindari pemilihan media yang didasari oleh kesenangan individu semata ( subyektif ). Cara mengatasinya dengan meminta pendapat atau saran dari teman sejawat di lingkungan kita. Selain memperhatikan beberapa faktor diatas, disini juga dijelaskan bahwa ada dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam usaha memilih media pengajaran, yakni:  Dengan cara memilih media yang telah tersedia di pasaran yang dapat dibeli guru dan langsung dapat digunakan dalam proses pengajaran. Pendekatan ini sudah tentu membutuhkan biaya untuk membelinya, lagi pula belum tentu media itu cocok buat penyampaian bahan pelajaran dan dengan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa.  Memilih berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan, khususnya yang berkenaan dengan tujuan yang telah dirumuskan secara khusus dan bahan pelajaran yang hendak disampaikan. Dewasa ini pendekatan kedua ini banyak digunakan oleh guru-guru, yakni dengan mempertimbangkan bahan pelajaran yang akan disampaikan, serta kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Kecocokan terhadap kedua hal ini menjadi dasar pertimbangan apakah suatu media dipilih atau tidak dipilih. Dalam hubungan ini berlaku prinsip “selection by rejection”. Guru hanya memilih media pengajaran yang bermanfaat dan tidak memilih media yang tidak terpakai. B. KRITERIA DALAM PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan media pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran. Pertama, guru memiliki pemahaman media pengajaran antara lain jenis dan manfaat media pengajaran, kriteria memilih dan menggunakan media pengajaran, menggunakan media sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media dalam proses belajar siswa. Kedua, guru terampil dalam membuat media pengajaran sederhana untuk keperluan pengajaran, terutama media dua dimensi atau media grafis, dan beberapa media tiga dimensi dan media proyeksi. Ketiga, pengetahuan dan keterampilan dalam menilai keefektifan penggunaan media dalam proses pengajaran. Menilai keefektifan media pengajaran penting bagi guru agar ia bisa menentukan apakah penggunaan media mutlak diperlukan atau tidak selalu diperlukan dalam pengajaran sehubungan dengan prestasi belajar yang dicapai siswa. Apabila penggunaan media pengajaran tidak mempengaruhi proses dan kualitas pengajaran, sebaiknya guru tidak memaksakan penggunaannya dan perlu mencari usaha lain diluar media pengajaran. Dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: a) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran Maksudnya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media pengajaran. b) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran Maksudnya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa. c) Kemudahan memperoleh media Maksudnya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, disamping sederhana dan praktis penggunaannya. d) Keterampilan guru dalam menggunakannya Maksudnya apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya. Adanya OHP, proyektor film, komputer dan alat-alat canggih lainnya tidak mempunyai apa-apa apabila guru tidak dapat menggunakannya dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran. e) Tersedia waktu untuk menggunakannya Maksudnya dengan adanya waktu untuk menggunakannya sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung. f) Sesuai dengan taraf berfikir siswa Maksudnya dalam memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa. Menyajikan grafik yang berisi data dan angka atau proporsi dalam bentuk persen bagi siswa SD kelas-kelas rendah tidak ada manfaatnya. Mungkin lebih tepat dalam bentuk gambar atau poster. Demikian juga diagram yang mdnjelaskan alur hubungan suatu konsep atau prinsip hanya bisa dilakukan bagi siswa yang telah memiliki kadar berfikir yang tinggi. Dengan demikian kriteria pemilihan diatas, guru dapat lebih mudah menggunakan media mana yang dianggap tepat untuk membantu mempermudah tugas-tugasnya sebagai pengajar. Kehadiran media dalam proses pengajaran jangan dipaksakan sehingga mempersulit tugas guru, tapi harus sebaliknya yakni mempermudah guru dalam menjelaskan bahan pengajaran. Oleh sebab itu media bukan suatu keharusan tetapi sebagai pelengkap jika dipandang perlu untuk mempertinggi kualitas belajar dan mengajar. Menurut Prof. Drs. Hartono Kasmadi M.Sc. bahwa didalam memilih media pendidikan perlu dipertimbangkan adanya 4 hal yaitu: produksi, peserta didik, isi dan guru. 1) Pertimbangan Produksi: a. Availability, yakni tersedianya bahan. Media akan efektif dalam mencapai tujuan, bila tersedia bahan dan berada pada sistem yang tepat. b. Cost, yakni harga. Harga yang tinggi tidak menjamin penyusunan menjadi tepat, demikian sebaliknya tanpa biasanya juga tidak akan berhasil artinya tujuan belum tentu dapat dicapai. c. Physical condition, yakni kondisi fisik. Misalkan dengan warna yang buram yang akan mengganggu kelancaran belajar mengajar. d. Accessibility to student, yakni mudah dicapai. Maksudnya, pembelian bahan (peralatan) hendaknya yang mempunyai dua fungsi yaitu guru dapat menggunakannya, siswa juga akan semakin mudah mencerna pelajaran. e. Emotional impact, yakni sejauh mana yang dapat dicapai oleh pendidikan, maka pelaksanaan pengajaran dengan menggunakan media harus mampu bernilai estetika sebab akan lebih menarik untuk menumbuhkan motivasi. 2) Pertimbangan Peserta didik: a. Student characteristics, yakni watak peserta didik. Guru harus mampu memahami tingkat kematangan dan latar belakang peserta didik. Dengan demikian guru dapat menentukan pilihan-pilihan media yang sesuai dengan karakter peserta didik, yang meliputi masalah tingkah kematangan peserta didik secara kompeherensif (kesatuan menyeluruh). b. Student relevance, yakni sesuai dengan peserta didik. Bahan yang relevan akan memberi nilai positif dalam mencapai tujuan belajar, pengaruhnya akan meningkatkan pengalaman peserta didik, pengembangan pola pikir, analisis pelajaran, hingga dapat menceritakan kembali pelajaran yang diajarkan dengan baik. c. Student involvement, yakni keterlibatan peserta didik. Bahan yang disajikan akan memberikan kemampuan peserta didik dan keterlibatan peserta didik secara fisik dan mental (peran aktif peserta didik) untuk meningkatkan potensi belajar. 3) Pertimbangan Isi: a. Curriculair-relevance. Maksudnya, penggunaan media harus sesuai dengan isi kurikulum dan tujuannya harus jelas. b. Content-soundness. Banyak bahan media yang sudah diprogram siap pakai/bahan jadi seperti: film slide, sound slide, video cassete dan sebagainya. akan tetapi, kemungkinan bahan jadi tersebut belum tentu cocok dan mungkin sudah tidak up to date/sudah ketinggalan zaman sehingga tidak sesuai lagi. Maka perlu kejelian dalam memilih media, antara lain: • Pembelian yang efektif yang disesuaikan dengan kebutuhan. • Pembelian hanya untuk referensi bukan untuk demonstrasi. • Jika memungkinkan guru harus mampu membuat sendiri media yang cocok dengan kebutuhan (up to date). c. Presentation. Jika isi sudah tepat dan sesuai dengan kebutuhan, maka perlu cara penyajiannya yang benar. 4) Pertimbangan Guru: a. Teacher-utilization. Guru harus mempertimbangkan dari segi pemanfaatan media yang akan digunakan, sebagai bahan pertimbangan: • Apakah digunakan untuk kepentingan individu atau kelompok. • Apakah yang digunakan media tunggal atau multi media. • Yang lebih penting berorientasi terhadap tujuan pendidikan. b. Teacher peace of mind. c. Media yang digunakan mampu memecahkan problem jangan menimbulkan masalah, maka perlu observasi dan review bahan-bahan tersebut sebelum disajikan. Dalam hubungannya dengan penggunaan media pada waktu berlangsungnya pengajaran setidak-tidaknya digunakan guru pada situasi sebagai berikut: a) Perhatian siswa terhadap pengajaran sudah berkurang akibat kebosanan mendengarkan uraian guru. Penjelasan atau penuturan secara verbal oleh guru mengenai bahan pengajaran biasanya sering membosankan apalagi bila cara guru menjelaskannya tidak menarik. Dalam situasi ini tampilnya media akan mempunyai makna bagi siswa dalam menumbuhkan kembali perhatian belajar para siswa. b) Bahan pengajaran yang dijelaskan guru kurang dipahami siswa. Dalam situasi ini sangat bijaksana apabila guru menampilakn media untuk memperjelas pemahaman siswa mengenai bahan pengajaran. Misalnya menyajikan bahan dalam bentuk visual melalui gambar, grafik, bagan atau model-model yang berkenaan dengan isi bahan pengajaran. c) Terbatasnya sumber pengajaran. Tidak semua ekolah memiliki buku sumber, atau tidak semua bahan pengajaran ada dalam buku sumber. Situasi ini menuntut guru untuk menyediakan sumber tersebut dalam bentuk media. Misalnya peta atau globe dapat dijadikan sumber bahan belajar bagi siswa, demikian juga model, diorama, media grafis, dan lain-lain. d) Guru tidak bergairah untuk menjelaskan bahan pengajaran melaluai penuturan kata-kata (verbal) akibat terlalu lelah disebabkan telah mengajar terlalu lama. Dalam situasi ini guru dapat menampilkn media sebagai sumber belajar bagi siswa. Misalnya guru menampilkan bagan atau grafik dan siswa diminta memberi analisis atau menjelaskan apa yang tersirat dari gambar atau grafik tersebut, baik secara individual maupun secara kelompok. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peranan media dalam proses pengajaran dapat ditempatkan sebagai: a) Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran. Dalam hal ini media digunakan guru sebagai variasi penjelasan verbal mengenai bahan pengajaran. b) Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa. c) Sumber belajar bagi siswa, maksudnya media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa baik individual maupun kelompok. Dengan demikian akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan mengajarnya. Sungguhpun demikian, media sebagai alat dan sumber pengajaran tidak bisa menggantikan guru sepenuhnya, artinya media tanpa guru adalah suatu hal yang mustahil dapat meningkatkan kualitas pengajaran. Peranan guru masih tetap diperlukan sekalipun media telah merangkum semua bahan pengajaran yang diperlukan oleh siswa. Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada siswa tentang apa yang harus dipelajarinya, bagaimana siswa mempelajarinya serta hasil-hasil apa yang diharapkan diperolehnya dari media yang digunakannya. Harus diingat, bahwa media adalah alat dan sarana untuk mencapai tujuan pengajaran, serta media bukanlah tujuan. C. PRINSIP-PRINSIP DALAM PENGGUNAAN / PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN. Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan demikian, penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa. Hal ini perlu ditekankan sebab sering media dipersiapkan hanya dilihat dari sudut kepentingan guru. Selain itu media pengajaran juga digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsi-prinsip penggunaannya, antara lain : 1. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan. 2. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. 3. Guru hendaknya benar-benar menguasai tekhnik-tekhnik dari suatu media pengajaran yang digunakan. 4. Guru seharusnya memeperhitungkan untung dan ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran. 5. Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis bukan sembarang menggunakannya. 6. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media, maka guru dapat memanfaatkan multy media yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar. Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media pengajaran dalam PBM (Proses Belajar Mengajar), yakni : 1. Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 2. Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar. 3. Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar. 4. Media pengajaran juga harus sesuai dengan kondisi individu siswa. 5. Media pengajaran tersebut merupakan perantara ( medium ) dalam proses pembelajaran peserta siswa. Penggunaan media pengajaran seharusnya mempertimbangkan beberapa hal berikut ini: 1. Guru harus berusaha dapat memperagakan model dari suatu pesan ( isi pelajaran ) yang disampaikan. 2. Jika objek yang akan diperagakan tidak mungkin dibawa ke dalam kelas, maka siswa di ajak ke lokasi objek tersebut. 3. Jika siswa tidak memungkinkan di bawa ke lokasi objek tersebut, maka guru akan mengusahakan untuk memberi model atau tiruan objek tersebut. 4. Bilamana model juga tidak didapatkan, usahakan gambar atau foto-foto dari objek yang berkenaan dengan materi (pesan ) pelajaran tersebut. 5. Jika gambar atau foto juga tidak di dapatkan, maka guru berusaha membuat sendiri media sederhana yang dapat menarik perhatian belajar siswa. 6. Bilamana media sederhana tidak dapat dibuat oleh guru, gunakan papan tulis untuk mengilustrasikan objek tersebut melalui gambar sederhana dengan garis lingkaran. Para ahli telah sepakat bahwa media pendidikan dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ada dua alasan, tentang keterkaitan media pendidikan dengan manfaat media pendidikan dalam proses belajar siswa antara lain :  Alasan yang pertama : a.) Bahan pengajaran akan lebih jelas, sehingga dapat lebih dipahami dan dikuasai tentang tujuan pengajaran oleh siswa. b.) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, maksudnya tidak hanya dengan komunikasi verbal ( penyampaian dengan kata-kata ), sehingga siswa tidak bosan. c.) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. d.) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Contoh sederhana, guru akan mengajarkan masalah kepadatan penduduk sebuah kota. Ia menggunakan berbagai media pendidikan antara lain gambar atau foto suatu kota yang padat penduduknya dengan segala permasalahannya. Gambar dan foto tersebut akan lebih menarik bagi siswa dibandingkan dengan cerita guru tentang padatnya penduduk kota tersebut. Kemudian guru menyajikan suatu grafik pertumbuhan jumlah penduduk kota tersebut dari tahun ke tahun, sehingga jelas betapa cepatnya pertumbuhan penduduk kota tersebut. Grafik tersebut dapat memperjelas pemahaman siswa terhadap pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun. Para siswa dapat melakukan analisis data penduduk, sebab-sebab pertumbuhan penduduk, melakukan proyeksi jumlah penduduk tahun berikutnya, dan aspek lain dari grafik tersebut. Para siswa juga dapat membuat grafik penduduk dan member interpretasinya. Dalam artian bahwa kegiatan belajar siswa lebih banyak dan lebih mendalam.  Alasan yang kedua, yaitu manfaat atau penggunaan media pendidikan dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran terkait dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dengan berpikir konkret menuju berfikir abstrak, dengan kata lain cara berfikir sederhana menuju cara berfikir kompleks dan sebaliknya. Sebagai contoh penggunaan peta atau globe dalam pelajaran ilmu bumi, pada dasarnya merupakan penyederhanaan dan pengongkretan dari konsep grafis, sehingga dapat dipelajari siswa dalam wujud yang jelas dan nyata. Demikian pula penggunaan diagram yang melukiskan hubungan dan alur-alur terjadinya bel listrik atau bunyi radio merupakan gambaran dan penyederhanaan konsep berpikir abstrak dalam wujud yang mudah dipelajar oleh para siswa. Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut: 1) Untuk memperjelas bahan dan metode pengajaran agar tidak terlalu verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka) 2) Untuk mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya: • Obyek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realitas gambar, film bingkai, film, atau model. • Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar. • Gerak yang terlalu cepat atau lambat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography. • Kejadian atau peristiwa masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto yang secara verbal. • Obyek yang terlalu kompleks, misalnya mesin-mesin yang divisualisasikan dengan model, diagram, dan lain-lain. • Konsep yang terlalu luas, misalnya gunung, gempa bumi, iklim dan lain-lain juga dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar dan lain-lain. 3) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan berfvariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk: • Menimbulkan kegairahan belajar • Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak peserta siswa dengan lingkungan dan kenyataan • Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dalam tahap pemilihan media, merupakan bagian tak terpisahkan dari keseluruhan proses pengggunaan media pembelajaran. Apabila salah dalam memilih media pembelajaran maka akan berpengaruh terhadap keberhasilan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Memilih media harus selalu dikaitkan dengan kompetensi/tujuan pembelajaran yang akan dicapai, sifat-sifat bahan ajar yang akan disampaikan strategi pembelajaran yang akan digunakan dan sistem evaluasinya. Proses pemilihan media pembelajaran ini harus memperhatikan beberapa aspek sebagai berikut :  Tujuan Pemilihan Media Pembelajaran.  Karakteristik media pengajaran.  Alternative media pembelajaran yang dapat dipilih. Dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:  Ketepatannya dengan tujuan pengajaran  Dukungan terhadap isi bahan pelajaran  Kemudahan memperoleh media  Keterampilan guru dalam menggunakannya  Tersedia waktu untuk menggunakannya  Sesuai dengan taraf berfikir siswa Media pengajaran juga digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsi-prinsip penggunaannya, antara lain :  Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan.  Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.  Guru hendaknya benar-benar menguasai tekhnik-tekhnik dari suatu media pengajaran yang digunakan.  Guru seharusnya memeperhitungkan untung dan ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.  Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis bukan sembarang menggunakannya.  Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media, maka guru dapat memanfaatkan multy media yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar. DAFTAR PUSTAKA Harjanto. 1997. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta Asnawir dan M. Basyiruddin usman. 2002. Media Pengajaran. Jakarta: Ciputat PersSudjana Nana dan Ahmad Rivai. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru AlgensindoSadiman, Arief S dkk. 1986. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Anitah W, Sri dkk. 2011. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar